Aku bertanya pada angin
Mengapa datang membawa dingin
Angin pun menjawab bahwa dia datang
Demi kasih yang menabur sayang
Menabur cinta dan kesejukan
“Andai saja angin tak ada
Maka hatimu telah terbakar
Karena panasnya diluar batas”
Aku bertanya pada laut
Kenapa menghempas gelombang kepantai cinta
Dia menjawab sederhana
“demi sisa waktu diujung senja
Berdamai dengan hati sebelum malam tiba
”Singkarak Sumpur:22Juni 08
Diposting oleh REDAKSI di 02:00 0 komentar
hambar
Ada dan tiada akirnya adalah sama
Pahit dan manis
Sedih dan bahagia adalah rasa
Siang dan malam
Datang dan pergi pun ada karena rasa
Akhirnya… ada dan tiadapun tiada beda
Singkarak Sumpur :22 Juni 08
Diposting oleh REDAKSI di 01:59 0 komentar
Puisi dari Rumah sakit Jiwa
lau galau silau
kalau ada galau
pasti gemulau silau
ada yang sama dengan kita
pastilah korban kebijakan
Mengapa kita bodoh sebagai rakyat
memilih pemimpin yang cuma bisa berkata
naikan bbm
hentikan subsidi
tangkap koruptor
koruptor sebetulnya
adalah pemimpin rakyat
yang mencekik rakyatnya
dengan menaikan harga BBM
Karena puluhan tahun koruptor hidup
rakyat masih bisa makan dan cari uang
masih bisa beli beras dan BBM harga murah
Ini puisi dari rumah sakit jiwa
jadi bebas tuntutan di pengadilan
karena penyairnya warga rumah sakit jiwa(ahhhahahahahhhhhhhhhh)(
bayangkan saja orang gila saja sadar, pemimpinnya salah,kok orang ngak gila tidak sadar yah.Mungkin karena kita rakyat senewen semua kali)
Diposting oleh REDAKSI di 01:31 0 komentar
Kamis, 2008 Juni 19
Janji
Matahari pernah berjanji pada bulan
disaksikan bintang dan ribuan makhluk semesta
berjalan di jalur yang telah ditentukan
sebagai tanda kepatuhan akan takdir
meskipun kadang bulan merasa dingin
karema malam membuatnya beku
namun matahari berjanji
saat siang datang
dia akan memberi kehangatan abadis
ehingga bulan bisa tersenyum
kembali indah saat malam datang.
Santi: 20 jun 08 Diposting oleh REDAKSI di 20:42 0 komentar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar